aktualonline.com.PEKANBARU///Tak selamanya era teknologi hanya membawa
berbagai kemudahan bagi masyarakat, selain itu kecanggihan teknologi ternyata
juga menjadi ancaman bagi para perusahaan pelaksana proyek pemerintah yang
mengguna kan APBD maupun APBN, karena dengan alat berteknologi tinggi, KPK
dapat mengung kap semua penyimpangan pada pembangunan fisik yang telah selesai
dibangun.
Diam-diam ternyata tim penyelidik dari Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK) sudah berada tiga hari di Kota Bangkinang Kabupaten Kampar, Riau
dalam rangka memeriksa dan cek fisik Jembatan Water Front City yang diduga
terindikasi tindak pidana korupsi.
Kedatangan tim penyelidik KPK dan sejumlah tenaga ahli dari
Perguruan Tinggi ini dalam rangka mencari alat bukti seiring dengan pemeriksaan
terhadap beberapa pihak yang telah dilakukan di Jakarta.
Dari pantauan media Rabu (25/4/2018) siang, areal masuk ke
Jembatan WFC ditutup untuk umum. Baik dari arah Kampung Godang, Kecamatan
Bangkinang maupun dari jalan nasional Riau-Sumbar di Kecamatan Bangkinang
Kota.
Jalan masuk menuju jembatan dijaga aparat Dinas Perhubungan
Kabupaten Kampar dan polisi dari Polres Kampar. Di sekitar jembatan, tampak
beberapa personel polisi berjaga-jaga. Tampaknya tidak banyak masyarakat yang
tahu bahwa belasan orang yang berada di jembatan adalah petugas dari KPK.
Belasan orang ini hanya menggunakan pakaian biasa dan tidak ada
memakai atribut KPK kecuali ada beberapa orang yang tampak memakai ID card KPK
namun dimasukkan ke dalam kantong bajunya.
Salah seorang petugas KPK yang bersedia diwawancarai wartawan
mengaku sudah tiga hari berada di Bangkinang dalam rangka proses penyelidikan
terhadap jembatan ini.
"Masih proses, masih jalan, kami baru tiga hari di
sini," ucap pria setengah baya yang tidak bersedia disebutkan namanya di
media.
Ketika ditanya apa saja objek yang diperiksa, ia mengatakan
semua komponen seperti struktur beton dan baja.
Dikatakan, jembatan dicek dari atas sampai bawah. "Termasuk
jalan ini, bagian dari pembuatan jembatan, terangnya.
Terkait personel yang diturunkan menurut penuturannya tidak
terlalu banyak, diantaranya ahli dari Perguruan Tinggi Negeri yang mengerti
soal teknis pembangunan jembatan.
Kemudian mengenai siapa saja yang diperiksa dan kapan diperiksa,
diakuinya telah dilakukan sejak lama. "Pemeriksaan orang sudah jalan lama
di Jakarta," bebernya.
Dikatakan, saat ini masih dalam tahap penyelidikan, belum masuk
penyidikan. "Ya istilah masih cari permulaan bukti. Minimal dua alat bukti
untuk proses penyidikan," imbuhnya.
Ia mengakui telah menemui kejanggalan proyek pembangunan
jembatan yang menggu nakan anggaran tahun jamak yang menyedot APBD Kabupaten
Kampar dan Provinsi Riau sekitar Rp 100 miliar lebih itu.Setelah kegiatan cek
jembatan, pihaknya akan melakukan uji fisik.
"Uji fisik segala macam, kalau ada ditemukan dua alat
bukti yang cukup baru ada ekspos dengan pimpinan jaksa dan penyidik. Kalau
dirasa cukup baik lanjut penyidikan. Belum tentu ada tersangkanya juga
ya," ulasnya.
Diantara peralatan yang digunakan untuk cek fisik jembatan ini
diantaranya scan bar, alat untuk mengecek kelenturan jembatan dan alat untuk
mengecek sampel beton.
"Nanti akan ketahuan seharusnya di perencanaan sekian
ternyata dites ada kelainan, berarti ada apa. Semua terukur karena ada lab lab
khusus untuk kontruksi," pungkasnya.
Untuk diketahui, jembatan ini disoft opening pada 27 Oktober
2017 namun beberapa waktu kemudian ditutup kembali untuk proses finishing dan
kembali dibuka pada tahun 2018.///Feri
Sibarani-cakaplah.com
Editor : Zul