"Dengan paradigma
demikian, maka tidak ada lagi yang merasa lebih unggul antara satu dengan
lainnya," ungkap Wakil Rektor I Institut Teknologi Medan (WR-I ITM) Dr Ir
Hermansyah Alam SKom MT, MM pada diskusi Science dan Teknologi Dalam Al Qur'an,
akhir pekan kemarin di kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Sumut Jalan Willem
Iskandar Medan.
Disebutkannya
ilmu-ilmu agama berkaitan dengan pembinaan mental, moral dan ketahanan batin,
sedangkan ilmu umum berkaitan dengan pembinaan fisik, intelektual dan ketrampilan.
Hermansyah menilai, penyesuaian
motivasi pengembangan ilmiah dengan ajaran Islam selain akan meningkatkan
kuantitas juga kualitas ilmiah, karena motivasi utama tidak untuk mendapatkan
popularitas dan imbalan materi semata atau sekedar ilmu untuk ilmu, melainkan
mengembangkan ilmu yang didorong oleh keikhlasan dan rasa tanggung jawab kepada
Allah.
Dengan cara demikian,
tujuan humanisilmu pengetahuan bisa tercapai dan tidak digunakan untuk
tujuan-tujuan yangmembahayakan dan merugikan manusia.
Disebutkannya,
reorientasi pengembangan ilmu pengetahuan harus dimulai dengan suatu
pemahaman yang segera dan kritis atas epistemologi Islam klasik dan
suaturumusan kontemporer tentang konsep ilmu.
Perubahan harus ditafsirkan
dalamrangka struktur fisik luarnya, dan infrastruktur dari gagasan epistemologi
Islamyang harus dipulihkan secara keseluruhan.
Dengan kata lain, pengembangan
ilmu pengetahuan dalam bentuk lahiriahnya, jangan sampai menghilangkan
maknaspiritualnya, yakni sebagai sarana untuk menyaksikan kebesaran Tuhan.
Menurut Hermansyah
ilmu pengetahuan juga harus dikembangkan oleh orang yang memiliki keseimbangan
antara kecerdasan moral dan spiritual.
Hal ini sesuai dengan
apa yang terjadi dalam sejarah abad klasik, di mana para ilmuwan yangmengembangkan
ilmu pengetahuan adalah pribadi-pribadi yang senantiasa taat beribadah kepada
Allah dan memiliki kesucian jiwa dan raga.///Zul
Editor : Zul