- Home
- Sumut
- Pertahankan Neraca Surplus, Indonesia Ekspor Komoditas ke Vietnam dari Medan
Rabu, 7 Agustus 2019 | 14:05:00
Pertahankan Neraca Surplus, Indonesia Ekspor Komoditas ke Vietnam dari Medan
Foto/Ist
Pertahankan Neraca Surplus, Indonesia Ekspor Komoditas ke Vietnam dari Medan
BERITA TERKAIT:
aktualonline.com.KUALA NAMU||| Kualanamu - Neraca
ekspor impor komoditas pertanian kita ke Vietnam posisi surplus sebesar 181
ribu ton atau senilai Rp. 6,45 triliun," papar Ali Jamil, Kepala Badan Karantina Pertanian
saat melepas ekspor beberapa komoditas pertanian di Kualanamu, Medan Kamis,(4/8).
Berdasarkan sistem data informasi IQFAST (
Indonesian Quarantine Full Automation System ) neraca perdagangan pertanian
Indonesia dengan Vietnam sendiri tumbuh baik, Januari sampai Juli 2019 ekspor
komoditas tumbuhan sebanyak 252 ribu ton antara lain berupa air kelapa, bambu
dan lainnya. Sementara untuk komoditas hewan tercatat ekspor sebanyak
866,3 ton antara lain kelabang, daging babi, guano dan lainnya.
Ali Jamil secara khusus hari ini melepas ekspor
komoditas asal hewan, yakni sarang walet dan gigi taring babi, dengan volume 6
ton senilai Rp. 82,39 miliar. Komoditas ini dikirim ke China, Hongkong, Makao,
Malaysia, Singapura, Taiwan, Kamboja dan Vietnam. Sementara komoditas
Hortikultura dan Perkebunan yang juga turut diekspor adalah berupa biji jambu,
biji kopi, biji pinang, bungan potong dan bungkil kelapa senilai Rp. 91.6 Juta.
*Registrasi Processing
SBW Penting
Pada kesempatan yang sama Jamil juga melakukan
kunjungan ke instalasi karantina hewan yaitu tempat pemrosesan walet yang sudah
teregistrasi oleh otoritas karantina China yaitu lewat General Administration
of Customs China (GACC).
Jamil menjelaskan, pada th 2018 Indonesia telah
berhasil mengekspor walet ke berbagai negara sebanyak 1,59 juta ton atau setara
dengan Rp. 40,7 triliun. Beberapa negara tersebut diantaranya Vietnam,
Hongkong, Singapura, Amerika dan China. Sedangkan sampai dengan Juni 2019
eksportasi walet Indonesia sudah mencapai 449 ton atau senilai Rp. 11,78
triliun.
"Ekspor ke Tiongkok memang perlu upaya yang
lebih, tapi kalau sudah diregistrasi enak. Nilainya sekitar Rp. 40 juta per
kilo, sedangkan diluar China sekitar Rp. 25 juta per kilo. Semoga kedepan bisa
lebih mudah ya, kita berjuang bersama," tegas Jamil.
Kementerian Pertanian saat ini tengah gencar
melaksanakan Program bertajuk Agro Gemilang, dengan pendampingan generasi muda
guna pemenuhan persyaratan ekspor negara mitra dagang ini diharapkan
mendongkrak jumlah eksportir.
”Dorong bersama agar petani semakin bersemangat
berproduksi dengan peluang pasar global. Ini saatnya dengan potensi yang
berlimpah, ekportir muda asal Sumut dapat berkiprah di pasar dunia, jika
kesulitan mau ekspor datangi kantor karantina pertanian, “pungkas Jamil.
*Ekspor Lipan Kering
Buat sebagian orang, hewan lipan atau kelabang (
Scolopendra ) termasuk hewan yang membuat geli, bahkan takut. Namun tidak buat
Ricky Santri Kurniawan (22), ditangannya hewan nokturnal dan berbisa ini bisa
mendatangkan pundi-pundi rupiah. Menurut Ricky, lipan kering dimanfaatkan
sebagai pakan hewan kesayangan.
"Ini peluang, anak muda bisa manfaatkan ini
jadi sumber penghasilan keluarga, kalau bisa ini nanti sistem ternak saja
supaya hasilnya lebih optimal, syukur-syukur sudah diolah, menjadi bubuk misal,
bagus itu, kita dukung," jelas Ali Jamil
Menurut Jamil, ia mendukung sekecil apapun upaya
petani dan pelaku bisnis yang melakukan eksportasi baik produk peternakan
maupun pertanian yang dilakukan secara legal. Instansinya akan mendukung penuh,
baik percepatan pelayanan karantina, kesesuaian persyaratan SPS ( sanitary and
phytosanitary ) negara tujuan, fasilitas informasi komoditas unggulan dan
potensial ekspor, serta negara tujuannya bagi para petani dan calon eksportir.
Jumlah ekspor lipan hari ini sebanyak 460 kg dengan tujuan Vietnam untuk
dijadikan pakan hewan kesayangan seperti burung dan ikan, dengan nilai 552
juta. Menurut Jamil, ekspor ini adalah yang pertama dari Medan, dan akan rutin
2 kali per bulan.||| Edizhon
Editor : Zul